Domba vs Kambing: Mana yang Terbaik?

Domba vs Kambing menjadi tema utama perbincangan para peternak, mana yang terbaik antara keduanya? Bagaimana Panduan Alloh mengenai hal ini? Apakah dalam Al-Qur’an membahas mengenai pilihan beternak ini?

Telah disebutkan pada artikel sebelumnya yakni pada Ternak Terbaik dan Paling Menguntungkan, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam menggembala Ghonam.

مَا بَعَثَ اللَّهُ نَبِيًّا إِلَّا رَعَى الغَنَمَ، فَقَالَ أَصْحَابُهُ: وَأَنْتَ؟ فَقَالَ: نَعَمْ، كُنْتُ أَرْعَاهَا عَلَى قَرَارِيطَ لِأَهْلِ مَكَّةَ. (رواه البخاري)

Tidaklah Allah ta’ala mengutus seorang nabi, kecuali nabi tersebut dulu pernah mengembala Ghonam”. Para Sahabat bertanya, “Anda juga ?”. Nabipun  menjawab, “Ya, dulu aku menggembala Ghonam dengan upah beberapa qirath milik penduduk Makkah. (HR. Al Bukhari)

Pada kisah yang disebutkan Al-Qur’an pada Surat Thaha ayat ke 18, Alloh Subhanahu Wata’ala menyebutkan bahwa Nabi Musa ‘alaihis salam juga beternak Ghonam.

قَالَ هِيَ عَصَايَ أَتَوَكَّأُ عَلَيْهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَى غَنَمِي وَلِيَ فِيهَا مَآرِبُ أُخْرَى.

“Musa berkata, “Ini adalah tongkatku. Aku bertelekan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk Ghonam-ku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya.” (QS. Thaha: 18)

Ghonam dalam Kamus Al-Mu’asiroh artinya istilah untuk keumuman kambing baik jantan maupun betina yang meliputi kambing domba maupun kambing non domba. Jadi Ghonam adalah kata umum yang berarti kambing seperti penyebutan kambing di Indonesia. Pada umumnya di Indonesia, orang mengenal kambing baik dalam penyebutan domba maupun kambing itu sendiri. Seperti pada penyebutan Sate Kambing, maka itulah yang umum dikenal, meskipun bisa jadi yang disembelih adalah domba yang harusnya penyebutannya menjadi sate domba.

Dari kedua kisah diatas, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan Nabi Musa ‘alaihis salam beternak keduanya, baik domba maupun kambing. Jadi baiknya memang keduanya diternak seperti apa yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan Nabi Musa ‘alaihis salam. Namun bagaimana apabila hanya salah satu yang harus dipilih? Mungkin karena keterbatasan modal atau lahan.

Domba vs Kambing: Dalam Al-Qur’an, Domba Disebut Lebih Dahulu daripada Kambing

Mari kita lihat ayat lain di Al-Qur’an mengenai konsep beternak. Konsep beternak salah satunya terdapat pada Surat Al An’am yang artinya surat tentang Binatang Ternak. Pada ayat 143, disebutkan pasangan-pasangan hewan ternak yang sebaiknya dipilih untuk diternakkan.

ثَمَٰنِيَةَ أَزْوَٰجٍ ۖ مِّنَ ٱلضَّأْنِ ٱثْنَيْنِ وَمِنَ ٱلْمَعْزِ ٱثْنَيْنِ ۗ قُلْ ءَآلذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ أَمِ ٱلْأُنثَيَيْنِ أَمَّا ٱشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ أَرْحَامُ ٱلْأُنثَيَيْنِ ۖ نَبِّـُٔونِى بِعِلْمٍ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ

(yaitu) delapan binatang yang berpasangan, sepasang Do’n, sepasang dari Ma’iz. Katakanlah: “Apakah dua yang jantan yang diharamkan Allah ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya?” Terangkanlah kepadaku dengan berdasar pengetahuan jika kamu memang orang-orang yang benar,

Dalam kamus Al-Mu’asiroh dan Tafsir Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir yang dikarang oleh Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar disebutkan bahwa Do’n atau Do’nun adalah kambing yang mempunyai bulu tebal atau biasa disebut domba. Ma’iz atau Ma’izun adalah kambing yang mempunya rambut memiliki ekor yang pendek atau disebut kambing Jawa atau Etawa yang tidak memiliki bulu tebal seperti biri-biri.

Pada Surat Al An’am ayat 143 tersebut di atas, Domba disebut terlebih dahulu, baru kemudian kambing. Seperti kita tahu, Al-Qur’an adalah mukjizat yang salah satu mukjizat yang harus kita yakini adalah bahwa ada makna besar terkandung didalam setiap potongan kata bahkan huruf didalam Al-Qur’an. Termasuk dalam hal ini adalah tata letak urutan penyebutan kata. Ada banyak hikmah sesungguhnya kenapa domba disebut terlebih dahulu sebelum kambing. Nantikan pada tulisan-tulisan berikutnya.

Ya Alloh bimbinglah kami…

Wallahu a’lam bish-shawabi.